"Dari b7, b10, b20, semua bisa, termasuk nantinya B100. Akan tetapi, sekarang B20 dahulu karena semua model harus compatible," Ucap Presiden Direktur TMMI Warih Andang Tjahjono, saat di temui pada hari selasa minggu lalu.
Warih mengungkapkan apapun jenis bahan bakarnya, yang terpenting adalah memiliki reability dan durability yang baik. Untuk itu perihall bahan bakar, ada yang mengurangi performa mesin yang ada.
Toyota sendiri berppengalaman dalam memproduksi mesin untuk bahan bakar Etanol 100 yang di ekspor ke Amerika Selatan, nantinya apabila ada keinginan pemerintah untuk melengkapi dengan mesin Etanol Warih mengungkapkan bahwa mereka siap memproduksi.
"Tapi sekarang kita sedang memperjuangkan dengan Biodisel. Belakangan ini sedang di siapkan B30, dan nanti kita akan studi bersama pemerintah, masih studi," Ucap Warih.
Lantas antara Etanol dan Biodisel,, manakah yang pas untuk Indonesia ?, Warih menjelaskan jika hal tersebut lebih kearah harga bahan bakar. Jika harga yang di tawarkan tidak pas, tentunya tidak akan populer menjadi di pilihan konsumen.
"Semua Stake Holder memikirkan itu, bagaimana konsumen nanti menerima energi baru. Sekarang B20 sudah, berikutnya bagaimana. Produk yang ada semua harus ready, dari Toyota juga," Ucap Warih..
Post a Comment