Film Suara April dirilis tanggal 15 Maret 2019 dengan durasi 1 jam 30 menit. Film yang tayang sangat terbatas ini diperuntukkan sebagai bagian dari kampanye Pemilu agar masyarakat hadir pada tanggal 17 April 2019. Jadi, film ini tidak masuk dalam daftar film seperti yang biasa kami buat.
Hari ini, Kamis (25/4/2019), tidak ada satu pun film Indonesia yang rilis yang biasa tiap kami. Kehadiran film Avengers: Endgame sangat-sangat mempengaruhi daftar film rilis dipekan terakhir bulan April.
Isu pendidikan hingga skeptis Pemilu
Berlatar sebuah desa, musik dangdut di sana dianggap lebih menarik ketimbang Pemilu. Menariknya, tiap diadakan hajatan Dangdut, masyarakat lebih mudah berkumpul dan di sana sebenarnya kampanye promosi yang bisa disusupi.
Diawal film, penonton langsung diberikan konflik tentang profesi guru yang dianggap kurang menarik dari Ayah si tokoh utama perempuan (guru). Maunya si Ayah, putrinya memilih karir musik Dangdut binaan sanggarnya ketimbang jadi guru.
Ayah yang diperankan Almarhum Torro Margens merupakan sosok berpengaruh di desa dan memiliki pertunjukkan Dangdut yang berpengalaman. Bahkan Kepala Desa sangat segan sama beliau.
Tidak menunggu lama, tokoh pria utama yang diperankan Bio One datang ke Desa si Guru yang diperankan Amanda Manopo untuk sosialisasi Pemilu.
Bisa dikatakan pemain pria ini adalah pahlawan yang harus melawan bagaimana caranya meluluhkan masyarakat di Desa yang didatangi untuk bisa ikut menyoblos pada hari Pemilu.
Saat isu pendidikan terus diangkat karena Yayasan sudah kehabisan duit untuk mempertahankan Sekolah, si Guru ikut berjuang bersama dengan si penyuluh.
Satu sisi bagaimana mempertahankan murid dan Sekolah agar tetap ada. Dan satu sisi lagi, menghadapi Si Ayah yang tidak ingi mendengar adanya Pemilu di Desa.
Isu Pileg
Desa yang sudah sangat tenang karena dijaga dari informasi tentang kampanye Pemilu dari luar, rupanya memiliki motif sendiri sebagai alasan mengapa itu dilarang di Desa
Salah satu penyanyi yang lahir dari Desa tersebut dan sukses, pergi ke Kota untuk menjadi artis dan kini mengikuti pemilihan. Semacam kacang lupa kulitnya.
Kaitannya sangat erat dengan si Ayah dari Guru yang mencoba berjuang. Masa lalu tersebut yang menjadi alasan damainya desa dan hanya suguhan Dangdut yang terus ramai.
Saat semua sedang berjuang agar dapat jalan memberikan sosialisasi, termasuk masuk ke Sekolah dan akhirnya ditentang, dua calon Legislatif saling beradu.
Saling mengklaim lebih baik, membuat suasana semakin kacau. Salah satu calon Legislatif diperankan Dewi Gita yang merupakan penyanyi terkenal di Desa yang sekarang tidak mau datang ke Desanya lagi.
Berakhir indah
Film ini bisa dikatakan film yang mengikuti alur skenario yang sudah diatur sedemikian rupa. Maksud kami itu seperti dari A lalu ke B, kemudian ke C dan selesai di Z. Sangat terstruktur. Hasilnya, memberi tontonan yang mudah dimengerti. Tapi juga mudah ditebak.
Si penyuluh KPU berhasil dengan tugasnya mensosialisasikan Pemilu kepada masyarakat. Si Guru juga berhasil mempertahankan Sekolah. Dan konflik si Ayah dengan penyanyi lamanya yang menjadi Caleg juga berakhir damai dari rasa salah dan dendam.
Film Suara April di Youtube
Bila kamu penasaran atau punya waktu luang, film Suara April tersedia di Youtube. Kami membawanya berikut ini. Kapan lagi ada film Indonesia yang dirilis secara resmi dan ditaruh di Youtube.
Isu pendidikan hingga skeptis Pemilu
Berlatar sebuah desa, musik dangdut di sana dianggap lebih menarik ketimbang Pemilu. Menariknya, tiap diadakan hajatan Dangdut, masyarakat lebih mudah berkumpul dan di sana sebenarnya kampanye promosi yang bisa disusupi.
Diawal film, penonton langsung diberikan konflik tentang profesi guru yang dianggap kurang menarik dari Ayah si tokoh utama perempuan (guru). Maunya si Ayah, putrinya memilih karir musik Dangdut binaan sanggarnya ketimbang jadi guru.
Ayah yang diperankan Almarhum Torro Margens merupakan sosok berpengaruh di desa dan memiliki pertunjukkan Dangdut yang berpengalaman. Bahkan Kepala Desa sangat segan sama beliau.
Tidak menunggu lama, tokoh pria utama yang diperankan Bio One datang ke Desa si Guru yang diperankan Amanda Manopo untuk sosialisasi Pemilu.
Bisa dikatakan pemain pria ini adalah pahlawan yang harus melawan bagaimana caranya meluluhkan masyarakat di Desa yang didatangi untuk bisa ikut menyoblos pada hari Pemilu.
Saat isu pendidikan terus diangkat karena Yayasan sudah kehabisan duit untuk mempertahankan Sekolah, si Guru ikut berjuang bersama dengan si penyuluh.
Satu sisi bagaimana mempertahankan murid dan Sekolah agar tetap ada. Dan satu sisi lagi, menghadapi Si Ayah yang tidak ingi mendengar adanya Pemilu di Desa.
Isu Pileg
Desa yang sudah sangat tenang karena dijaga dari informasi tentang kampanye Pemilu dari luar, rupanya memiliki motif sendiri sebagai alasan mengapa itu dilarang di Desa
Salah satu penyanyi yang lahir dari Desa tersebut dan sukses, pergi ke Kota untuk menjadi artis dan kini mengikuti pemilihan. Semacam kacang lupa kulitnya.
Kaitannya sangat erat dengan si Ayah dari Guru yang mencoba berjuang. Masa lalu tersebut yang menjadi alasan damainya desa dan hanya suguhan Dangdut yang terus ramai.
Saat semua sedang berjuang agar dapat jalan memberikan sosialisasi, termasuk masuk ke Sekolah dan akhirnya ditentang, dua calon Legislatif saling beradu.
Saling mengklaim lebih baik, membuat suasana semakin kacau. Salah satu calon Legislatif diperankan Dewi Gita yang merupakan penyanyi terkenal di Desa yang sekarang tidak mau datang ke Desanya lagi.
Berakhir indah
Film ini bisa dikatakan film yang mengikuti alur skenario yang sudah diatur sedemikian rupa. Maksud kami itu seperti dari A lalu ke B, kemudian ke C dan selesai di Z. Sangat terstruktur. Hasilnya, memberi tontonan yang mudah dimengerti. Tapi juga mudah ditebak.
Si penyuluh KPU berhasil dengan tugasnya mensosialisasikan Pemilu kepada masyarakat. Si Guru juga berhasil mempertahankan Sekolah. Dan konflik si Ayah dengan penyanyi lamanya yang menjadi Caleg juga berakhir damai dari rasa salah dan dendam.
Film Suara April di Youtube
Bila kamu penasaran atau punya waktu luang, film Suara April tersedia di Youtube. Kami membawanya berikut ini. Kapan lagi ada film Indonesia yang dirilis secara resmi dan ditaruh di Youtube.
Artikel terkait :
- Edukasi Pemilu Lewat Film Suara April, KPU Jateng Ajak Nonton Bareng
- Review Film Ave Maryam
- Review Film Antologi Rasa
- Review Film DOA (Doyok Otoy Ali Oncom) : Cari Jodoh
- Lainnya
Informasi Kerjasama
Hubungi lewat email dotsemarang@gmail.com
Atau klik DI SINI untuk detail lebih lengkap
Post a Comment